Jumat, 18 Juli 2014

Gunung Padang

SITUS GUNUNG PADANG

Banyak sekali Website yang menawarkan Kerja sama untuk menampilkan iklan dan membayar Per Klik yang diterima, Atau biasa disebut PPC ( Pay Per Click ). Nah Bisnis Online jenis inilah yang akan saya bagikan, yaitu PPC ( Pay Per Click ). Oke langsung saja berikut langkah - langkahnya :
  1. Langsung saja Menuju ke Website Jasa PPC nya dengan cara Klik Bannernya di Bawah Ini :
    Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede[1]. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.
    Gunung  Padang atau yang lebih dikenal sebagai situs Megalitikum Pra Sejarah yang terletak di 
daerah Cianjur Jawa Barat, tepatnya di daerah desa Karyamukti, kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. Baru baru ini daerah tersebut ramai dibicarakan karena telah dilakukan penelitian oleh Purbakala dari pemerintah setempat, yang isunya ada bangunan Piramida di dalam Gunung Padang.
RPS dan para pamesu budi baru baru ini mencoba menguak sejarah, rahasia dan sisi ghaib Gunung Padang. Jika dilihat dengan mata batin area Gunung Padang adalah salah satu tempat yang sangat Suci.
Karena diatas, tepatnya dipuncaknya terdapat sinar putih yang sangat kemilau memancar dengan kekuatan yang sangat luar biasa besarnya. Selain itu area Gunung Padang juga terdapat Segel Suci yang sangat kuat dan tidak bisa ditembus dengan semua kekuatan manusia. Sejarah Gunung Padang adalah salah satu tempat pertemuan atau berinteraksi dengan Sang Pencipta. Tempat tersebut merupakan salah satu tempat dengan kekuatan level 10 atau kekuatan level sangat sempurna.Gunung Padang terdapat 3 tingkatan yang berbentuk seperti anak tangga dengan 4 mata angin, 3 tingkatan tersebut mempunyai arti lahir, hidup dan mati. Di dalam Gunung Padang terdapat 4 pilar yang melambangkan nafsu manusia. Dahulu kala tempat tersebut dibangun dan hanya dipakai oleh ” Beliau” yang RPS tidak boleh disebutkan namanya, hanya untuk sowan dan menerima dawuh dari Sang Pencipta. Setelah tugas “Beliau” selesai, maka tempat tersebut diserahkan ke Eyang Shang Hyang Tunggal, dan sebelum diserahkan tempat tersebut disegel. Mengapa disegel ? karena tempat tersebut mempunyai kekuatan yang besar, sedangkan manusia manapun tidak akan mampu untuk masuk ke tempat tersebut. Kemudian oleh Shang Hyang Tunggal tempat tersebut ditutup. 
Jadi teksGunung Padang terdapat 2 Segel Suci, pertama Segel Agung Suci Sejati dan Segel Suci Sejati. Banyak tokoh jaman dahulu yang mencoba masuk di Gunung Padang, diantaranya tokoh tersebut adalah Prabu Siliwangi. Tetapi mereka semua tidak bisa masuk, justru menerima siku atau dosa karena tempat tersebut hanya boleh dijamah atau dimasuki oleh orang yang sudah mencapai tataran tingkat 10 dalam ilmu Kasampurnan, selain itu tidak boleh. Ada sebuah tempat di Gunung Padang tepatnya di puncaknya terdapat sebuah peti yang terbuat dari kayu cendana wangi. Dan di dalam peti tersebut terdapat beberapa barang yang RPS tidak boleh sebutkan, yang akan digunakan lagi untuk menjalankan tugas pamungkas dari “Beliau” yang tidak boleh disebutkan namanya. Peti tersebut memancarkan cahaya putih yang sangat kemilau dengan kekuatan yang sangat dahsyat. RPS datang ke Gunung Padang karena sudah menjadi titi wanci atau sudah waktunya peti tersebut akan terbuka dan “Beliau” yang tidak boleh disebutkan namanya akan memakai barang tersebut untuk menjalankan Tugas Agung Suci Sejati, adapun Tugas Agung Suci Sejati, disini RPS tidak menulisnya.
PENELITIAN GUNUNG PADANG
Sejak Maret 2011 Tim peneliti Katastrofi Purba yang dibentuk kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam survei untuk melihat aktifitas sesar aktif Cimandiri yang melintas dari Pelabuhan Ratu sampai Padalarang melewati Gunung Padang. Ketika tim melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang diketahui tidak ada intrusi magma. Kemudian tim peneliti melakukan survei bawah permukaa Gunung Padang secara lebih lengkap dengan metodologi geofisika, yakni geolistrik, georadar, dan geomagnet di kawasan Situs tersebut. Hasilnya, semakin meyakinkan bahwa Gunung Padang sebuah bukit yang dibuat atau dibentuk oleh manusia (man-made). Pada November 2011, tim yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja,[4] terdiri dari pakar kebumian ini semakin meyakini bahwa Gunung Padang dibuat oleh manusia masa lampau yang pernah hidup di wilayah itu. (sumber wikipedia)

HASIL LABORATORIUM BETA ANALITIC MIAMI


REALHasil mengejutkan dan konsisten dikeluarkan oleh laboratorium Beta Analytic Miami, Florida,minggu lalu tambahnya dimana umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter bada bor 2 umurnya sekitar 14500 – 23000 SM/atau lebih tua. Sementara beberapa sample konsisten dengan apa yg di lakukan di Lab BATAN. Kita tahu laboratorium di Miami Florida ini bertaraf internasional yang kerap menjadi rujukan berbagai riset dunia terutama terkait carbon dating.[8]
Kedua laboratorium ini menjawab keraguan banyak pihak atas uji sampel di laboratorium BATAN. Sebelumnya,tim riset terpadu mandiri telah melakukan uji terkait usia Gunung Padang di laboratorium BATAN, namun tidak banyak respon positif, bahkan meragukannya. Padahal hasil yang diperoleh oleh kedua laboratorium itu tidak banyak berbeda, Sudah saatnya kita percaya terhadap kemampuan dan kualitas para ilmuwan serta laboratorium nasional seperti BATAN, berikut hasil uji di kedua laboratorium tersebut:
1. Umur dari lapisan tanah di dekat permukaan (60 cm di bawah permukaan) ,sekitar 600 tahun SM (hasil carbon dating dari sampel yg diperoleh Arkeolog, Dr. Ali Akbar,anggota tim riset terpadu di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN);
2. Umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya (sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat) sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua (diambil dari hasil analisis BATAN;
3. Umur lapisan tanah urug di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures (struktur yang dibuat oleh manusia)dengan ruang yang diisi pasir (di kedalaman 8-10 meter) di bawah Teras 5 pada Bor-2,sekitar 7600-7800 SM (Laboratorium BETA Miami, Florida)[9];
4. Umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua (Lab Batan);
5. Umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/atau lebih tua (lab BETA Miami Florida).
Sebelumnya tim riset katastropik purba dan dilanjutkan tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang menemukan beberapa hal penting



Pembukaan semak-semak pada sisi Tenggara teras 5 ke arah bawah menemukan 20 tingkat terasering punden berundak disusun oleh masyarakat yang berbudaya gotong royong mempunyai kemampuan teknologi yang maju. Terasering punden berundak ini mematahkan hipotesis penelitian sebelumnya bahwa situs gunung Padang hanya terdiri dari 5 teras pada area seluas 900 m2. Dengan dibukanya 20 tingkat terasering menunjukan bahwa situs gunung Padang sangat besar. Diperkirakan zona inti utama situs gunung Padang lebih besar dari 25 hektare.[10][11]
Pembukaan semak-semak dan hasil pemindaian bumi dengan Georadar pada sisi Timur teras 2 ke arah bawah menemukan bentuk struktur pintu gerbang buatan manusia. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 1, memastikan struktur buatan manusia sampai dengan kedalaman -27m dari permukaan teras 3. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 2, menemukan struktur rongga2 besar buatan manusia yang berisi pasir dengan butiran yang sangat seragam. Sedangkan, hasil pengukuran dengan geomagnetik menemukan anomali medan magnetik yang besar pada teras 2.
Adanya tanda-tanda berbentuk gambar atau cekungan buatan manusia pada setiap batu yang berada di teras 1 s.d. 5. Penelitian mengenai makna bentuk gambar dan aksara yang terbentuk pada batu breksi andesit merupakan hal terbaru.[12]
Selain riset dan survei, kajian pustaka terus dilakukan. Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat situs ini[13]. Menurut legenda, Situs Gunung Padang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.( sumber: wikipedia)
Penelitian mengenai keberadaan bangunan di bawah permukaan Gunung Padang telah dilakukan oleh beberapa tim ahli. Tim dari Badan Geologi ESDM, Kemenristek, dan Tim Arkeologi Nasional sudah menyimpulkan bahwa tidak ada bangunan di bawah permukaan gunung padang. Adapun luasan gunung padang adalah 900 meter persegi seperti sejak ditemukan NJ Krom. Ini kesimpulan akhir yang secara resmi hasil risetnya ada tertulis. Tim keempat, Tim terpadu Riset mandiri berkesimpulan berbeda dan sudah menemukan bukti kuat sebagai fakta awal bahwa ada bangunan di bawah permukaan gunung Padang, dan luasannya jauh lebih besar dari yang ada sekarang seperti yang disimpulkan ketiga tim lainnya. Dengan prinsip menghargai perbedaan dan menjaga etika riset, maka menjadi kewajiban tim terpadu untuk membuktikan lebih lanjut keseluruhan hipotesanya.
Jika dilihat dari atas, gunung padang terlihat sangat persis bentuknya dengan piramida yang ada di mesir. Umurnya diperkirakan jauh lebih tua dari pada piramida mesir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. Karena sesungguhnya gunung padang bukanlah gunung melainkan bangunan berbentuk mirip dengan piramida yang telah terkena timbunan debu vulkanik sehingga terlihat seperti gunung yang sudah ditumbuhi pepohonan. Didalam gunung padang dipercaya memiliki ruang di dalamnya yang kini telah tertimbun tanah.
Dalam situs gunung padang ditemukan alat musik yang berupa batu persegi panjang yang bergelombang pada bagian atasnya, jika setiap gelombang dipukul, maka akan mengeluarkan bunyi yang berbeda antar gelombang satu dengan yang lain.

PENEMUAN MAKAM TUA

Pada awal Januari 2013 Tim Arkeologi yang dikomandoi arkeolog muda Universitas Indonesia, Ali Akbar, kembali merilis temuan 5 makam tua di areal yang kini menjadi objek penelitiannya. Hanya dua dari lima makam di sisi teras kelima areal situs itu yang memiliki artefak. Berdasarkan pengamatan, makam tersebut ada di areal situs megalitik sekitar tahun 1900-an. Dari beberapa makam yang ada, terdapat satu makam yang sedikit memberikan gambaran mengenai keberadaan makam dari sepasang nisan makam tersebut. Bila dilihat dari bentuk makamnya maka makam tersebut adalah milik umat Islam. Satu nisan bertuliskan huruf latin dan satunya lagi bertuliskan huruf Arab. Dengan ditemukannya makam tua tersebut, maka ada masyarakat yang tinggal dan menetap di situ. Kemudian ada jeda sampai NJ Krom menemukan situs tersebut dan melaporkannya ke pemerintah Belanda pada 1914. Pada salah satu nisan tertera tulisan latin yang menerangkan nama jasad yang dimakamkan bernama "Hadi Winata" yang wafat pada tahun 1947. Almarhum tertulis juga wafat pada usia 68 tahun, artinya almarhum lahir pada tahun 1879. Di nisan lainnya, makam yang sama, tertera pula tulisan Arab, di nisan tersebut terbaca 'prabu' serta terdapat tahun hijriyah, 1356 H. Diperkirakan kemungkinan jasad yang dimakamkan itu merupakan golongan bangsawan bila sekilas diamati dari nama latin yang tercantum di nisan dan juga tulisan 'Prabu' di nisan berhuruf Arab. Para peneliti masih terus bekerja untuk bisa menaksir usia makam lainnya yang ada di areal Gunung Padang.

Kamis, 10 Juli 2014

WISATA GUNUNG



 
GUNUNG BROMO
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah,
yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Salah satu atraksi yang paling menarik di atas Gunung Bromo adalah Matahari terbit. Gumpalan awan yang menutup langit perlahan - lahan tersibak oleh bola putih kekuning-kuningan. Cahaya merah merona diufuk timur. Perlahan - lahan timbulah temberang yang kian membesar hingga membentuk setengah lingkaran sang surya yang merah menyala. Berangsur - angsur warnanya berubah menjadi keemasan. Udara sekitar mulai menerang. Mulailah suatau hari dan kehidupan yang baru. Semuanya mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Kecuali di puncak Bromo, atraksi matahari terbit bisa dilihat di Puncak Pananjakan.
Gunung Bromo sering kali mengalami kejadian gempa tremor yang meningkat, pasalnya bagi pengunjung dilarang di bibir kawah dan mendaki ke puncak kawah, karena status bromo meningkat  namun nyatanya banyak wisatawan masih terlihat di bibir kawah Bromo yang berkunjung bahkan lebih dekat dengan bromo.  Data-data mengenai Gunung Bromo dari PVMBG bahwa gempa yang terjadi sebanyak 2 kali lipat dari aktifitas Bromo secara normal sejak pagi hari hingga radius 2Km didaerah Kawah Bromo" saya setuju kalau bau belerang yang sangat menyengat seperti yang di beritakan dan ditegaskan oleh kepala BB TNBTS, Ayu Dewi utari di kota malang Jawa Timur Rabu (29/6/2013).
29 JUN 2000Suku Tengger adalah suku asli yang berada di sekitar gunung bromo ini. Setiap tahunnya  suku ini melakukan upacara Kasodo. Upacara Kasodo diselenggarakan setiap tahun (Desember/Januari) pada bulan purnama. Melalui upacara tersebut, masyarakat Suku Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo, sementara masyarakat Tengger lainnya harus menuruni tebing kawah dan meraih untuk menangkap sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Perebutan sesaji tersebut merupakan atraksi yang sangat menarik dan menantang sekaligus mengerikan. Sebab tidak jarang diantara mereka jatuh ke dalam kawah. Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo yang juga merupakan lokasi berkemah. Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Anda dapat berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.Pananjakan. Disini anda dapat melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
Meski dalam keadaan bau belerang yang menyengat,hari ini tanggal 1 mei wisatawan tetap  berkunjung ke bromo masih penuh sesak. Lonjakan jumlah pengunjung pada minggu ini akan sangat signifikan peningkatannya. Karena masuk pada hari libur panjang.
Adapun antisipasinya, penjagaan dan pantauan oleh pihak TNBTS mulai ditingkatkan di wilayah sekitar kawah Gunung Bromo Objek Wisata Jawa Timur, untuk menjaga dari terjadinya hal yang tidak diinginkan.
jadi bagi para wisatawan jangan kwatir atas berita yang telah beredar, Jika anda ingin berlibur ke Taman Nasional Gunung Bromo untuk periode ini potensi Gunung Bromo masih bisa dikunjungi seperti biasa meski status gunung Bromo ada Peningkatan 

Untuk para wisatawan jadi jangan khawatir jika ingin berkunjung ke gunung bromo mulai periode ini potensi wisata gunung bromo masih tetap bisa dikunjungi seperti biasanya dan masih normal saja


  EDELWEIS (BUNGA KEABADIAN)
Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.

delweis juga melambangkan pengorbanan. Karena, bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini bisa-bisa seperti teman saya yang terpaksa harus berendam di Ranu Kumbolo malam-malam ketika ketahuan mengambil bunga ini di Gunung Semeru.Kebiasaan ini dipicu anggapan bahwa edelweis perlambang keabadian, ketulusan cinta, dan pengorbanan karena hanya tumbuh di ketinggian pucuk atau lereng gunung.

Edelweis tumbuh liar merata di seluruh kawasan taman nasional Bromo Tengger Semerus seluas 50.276 hektare. Bila disatukan, sebaran tanaman edelweis ditaksir hanya seluas 1.000 hektare.

Pengawasan terhadap keberadaan flora dan fauna di taman nasional ini rutin dilakukan dengan patroli. Pengelola juga tak bosan-bosannya mengingatkan pengunjung untuk tidak mengambil dan membawa pulang apapun dari dalam taman nasional tanpa izin.
Padahal Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
Kini Taman Nasional Gunung Bromo diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50.276 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

dari beberapa survey mengatakan cuaca ekstrem sepanjang Juni hingga Agustus membuat temperatur udara di taman nasional bisa mencapai minus tiga derajat Celsius pada malam hari. Akibatnya, muncul bunga-bunga es di pucuk-pucuk pohon, ilalang, dan rerumputan yang bentuknya mirip salju tipis. "Tanaman edelweis sulit tumbuh di saat suhu ekstrem dingin," ujarnya. "Di musim kering edelweis mati suri dan hidup lagi di musim hujan."