Kamis, 10 Juli 2014

WISATA GUNUNG



 
GUNUNG BROMO
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah,
yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Salah satu atraksi yang paling menarik di atas Gunung Bromo adalah Matahari terbit. Gumpalan awan yang menutup langit perlahan - lahan tersibak oleh bola putih kekuning-kuningan. Cahaya merah merona diufuk timur. Perlahan - lahan timbulah temberang yang kian membesar hingga membentuk setengah lingkaran sang surya yang merah menyala. Berangsur - angsur warnanya berubah menjadi keemasan. Udara sekitar mulai menerang. Mulailah suatau hari dan kehidupan yang baru. Semuanya mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Kecuali di puncak Bromo, atraksi matahari terbit bisa dilihat di Puncak Pananjakan.
Gunung Bromo sering kali mengalami kejadian gempa tremor yang meningkat, pasalnya bagi pengunjung dilarang di bibir kawah dan mendaki ke puncak kawah, karena status bromo meningkat  namun nyatanya banyak wisatawan masih terlihat di bibir kawah Bromo yang berkunjung bahkan lebih dekat dengan bromo.  Data-data mengenai Gunung Bromo dari PVMBG bahwa gempa yang terjadi sebanyak 2 kali lipat dari aktifitas Bromo secara normal sejak pagi hari hingga radius 2Km didaerah Kawah Bromo" saya setuju kalau bau belerang yang sangat menyengat seperti yang di beritakan dan ditegaskan oleh kepala BB TNBTS, Ayu Dewi utari di kota malang Jawa Timur Rabu (29/6/2013).
29 JUN 2000Suku Tengger adalah suku asli yang berada di sekitar gunung bromo ini. Setiap tahunnya  suku ini melakukan upacara Kasodo. Upacara Kasodo diselenggarakan setiap tahun (Desember/Januari) pada bulan purnama. Melalui upacara tersebut, masyarakat Suku Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo, sementara masyarakat Tengger lainnya harus menuruni tebing kawah dan meraih untuk menangkap sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Perebutan sesaji tersebut merupakan atraksi yang sangat menarik dan menantang sekaligus mengerikan. Sebab tidak jarang diantara mereka jatuh ke dalam kawah. Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo yang juga merupakan lokasi berkemah. Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Anda dapat berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.Pananjakan. Disini anda dapat melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
Meski dalam keadaan bau belerang yang menyengat,hari ini tanggal 1 mei wisatawan tetap  berkunjung ke bromo masih penuh sesak. Lonjakan jumlah pengunjung pada minggu ini akan sangat signifikan peningkatannya. Karena masuk pada hari libur panjang.
Adapun antisipasinya, penjagaan dan pantauan oleh pihak TNBTS mulai ditingkatkan di wilayah sekitar kawah Gunung Bromo Objek Wisata Jawa Timur, untuk menjaga dari terjadinya hal yang tidak diinginkan.
jadi bagi para wisatawan jangan kwatir atas berita yang telah beredar, Jika anda ingin berlibur ke Taman Nasional Gunung Bromo untuk periode ini potensi Gunung Bromo masih bisa dikunjungi seperti biasa meski status gunung Bromo ada Peningkatan 

Untuk para wisatawan jadi jangan khawatir jika ingin berkunjung ke gunung bromo mulai periode ini potensi wisata gunung bromo masih tetap bisa dikunjungi seperti biasanya dan masih normal saja


  EDELWEIS (BUNGA KEABADIAN)
Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.

delweis juga melambangkan pengorbanan. Karena, bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini bisa-bisa seperti teman saya yang terpaksa harus berendam di Ranu Kumbolo malam-malam ketika ketahuan mengambil bunga ini di Gunung Semeru.Kebiasaan ini dipicu anggapan bahwa edelweis perlambang keabadian, ketulusan cinta, dan pengorbanan karena hanya tumbuh di ketinggian pucuk atau lereng gunung.

Edelweis tumbuh liar merata di seluruh kawasan taman nasional Bromo Tengger Semerus seluas 50.276 hektare. Bila disatukan, sebaran tanaman edelweis ditaksir hanya seluas 1.000 hektare.

Pengawasan terhadap keberadaan flora dan fauna di taman nasional ini rutin dilakukan dengan patroli. Pengelola juga tak bosan-bosannya mengingatkan pengunjung untuk tidak mengambil dan membawa pulang apapun dari dalam taman nasional tanpa izin.
Padahal Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
Kini Taman Nasional Gunung Bromo diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50.276 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

dari beberapa survey mengatakan cuaca ekstrem sepanjang Juni hingga Agustus membuat temperatur udara di taman nasional bisa mencapai minus tiga derajat Celsius pada malam hari. Akibatnya, muncul bunga-bunga es di pucuk-pucuk pohon, ilalang, dan rerumputan yang bentuknya mirip salju tipis. "Tanaman edelweis sulit tumbuh di saat suhu ekstrem dingin," ujarnya. "Di musim kering edelweis mati suri dan hidup lagi di musim hujan."






1 komentar:

  1. apa tanaman edelweis ini bisa hidup selain di bromo, kalau bisa ya di ambil saja lalu di tanam di kebun untuk di perbanyak...

    BalasHapus